Kamis, 21 Mei 2009

Tarik Ulur Capres-Cawapres Tuntas

Jakarta, Agung Post
Tarik Ulur capres dan cawapres pasca Pemilu legislatif 2009 ini sangat menegangkan para politisi dari berbagai parpol, karena dikhawatirkan ujung-ujungnya akan mengundang perpecahaan bangsa yang akibatnya dapat menyeng-sarakan rakyat. Suhu politik dalam negeri cukup memanas, apalagi setelah santernya isu bahwa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan menggandeng Boediono se-bagai Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK) akan berpasangan dengan Wirantro, Megawati dan Prabowo bakal bergandeng tangan, dalam pilpres Juli 2009 mendatang.
Tadinya banyak kalangan dan masyarakat termasuk politisi melalui parpolnya, berharap SBY berpasangan dengan politisi tidak dengan kalangan teknokrat, sementara Prabowo dan Wiranto diharapkan maju sendiri-sendiri. Selain tiga pasangan capres-cawapres tersebut, banyak kalangan masyarakat berharap ada yang berani muncul sebagai capres-cawapres independen sehingga ada pilihan lain pemilih selain calon yang lahir dari politisi.
Sedangkan menurut Pengamat Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Syamsudin Haris, di Jakarta, Rabu kemarin mengatakan, secepatnya partai-parta papan tengah memutuskan sikap terkait pencalonan Boediono yang kabarnya bakal digaet SBY sebagai pasangannya. Kalau memang tidak setuju sebaiknya segera keluar dari koalisi dan membentuk poros sendiri atau bergabung dengan koalisi lain. Sebab, waktu untuk mendaftarkan pasangan calon berakhir 16 Mei 2009. Kalau terlambat, maka mereka nanti tidak akan mendapat apa-apa, tuturnya.
Masih kata Syamsudin, empat parpol Islam yang sudah memutuskan berkoalisi dengan Partai Demokrat. Tapi, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN) tampaknya tidak bisa menerima jika Boediono yang juga Gubernur BI itu dipilih sebagai cawapres mendampingi SBY.
Sikap SBY mengulur waktu menentukan cawapres, tuturnya, bukan untuk menyandera parpol papan tengah agar tidak sempat lagi bergabung dengan koalisi lain, itu karena faktor personalnya yang syarat dengan berbagai pertimbangan, terang Syamsudin.
Sementara itu, Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) PAN, Amin Rais, menyayangkan jika Boediono dipilih menjadi cawapres. Menurutnya, Susilo Bambang Yudhoyono harus mempertimbangkan basis dukungan di parlemen. Sebab, terang Amin, parlemen dibawah komando presiden SBY nantinya akan semakin kuat bila menggaet figur dari parpol, selian itu, katanya serius, Boediono sebagai ekonom yang menganut paham neoliberal. Maka itu, SBY harusnya mempertimbangkan penolakan yang gencar dari parpol setelah muncul wacana soal Boediono, karena nanti akan menjadi kontroversial, tegas Amin usai rapat tertutup dengan DPW PAN, di Hotel Sofyan Jakarta, Rabu malam lalu. (net/ap).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar