Kamis, 21 Mei 2009

Suasana Pasca Pemilu Caleg OI Kondusif Sempat terjadi tertukarnya rekap suara antardapil

Indralaya, Agung Post
PEMILU calon anggota legislatif (Caleg) 2009 baru saja berlalu, banyak peristiwa yang menjadi kenangan dicatat dalam sejarah perjalanan bangsa ini. Tidak terkecuali di Kabupaten Ogan Ilir
(OI), sebagian orang menge-luhkan buruknya kualitas pemilu caleg 2009 ini. Kondisi yang paling dikeluhkan masyarakat adalah banyak warga tidak tercatat dalam daftar pemilih tetap (DPT) sehingga mereka tidak dapat menyalurkan haknya. Keadaan ini tentunya sangat bertentangan dengan fatwa MUI yang mengharamkan golput, namun sebaliknya yang justru terjadi di lapangan memaksa warga menjadi golput.
Hasil pantauan "Agung Post" untuk pelaksanaan pemilu legislatif di OI relatif lancar. Walau ada beberapa tempat pemu-ngutan suara (TPS) mengalami kendala, namun sepertinya tidak begitu berarti.
Permasalahan yang terjadi pada saat berlangsungnya pemungutan suara tanggal 9 April 2009 di beberapa TPS, seperti di Kecamatan Indralaya Utara adalah tertukarnya daftar model C1 dapil I ke
dapil III, menyebabkan tertundanya rekaf penghitungan suara hingga beberapa jam.
Di Desa Tanjung Sejaro Kecamatan Indralaya Induk mengharuskan dilakukannya pemilihan lanjutan karena tertukarnya surat suara.
Ketua KPU OI Amrah Muslimin, SE disela-sela kesibukannya saat jumpa "Agung Post" mengatakan sulitnya untuk berbuat yang tersempurna. Namun walau demikian KPU OI sudah berusaha berbuat maksimal. ''Sebagai manusia biasa sudah pasti ada kekeliruan dan ini bukan lagi rahasia umum,'' ujarnya.
Namun untuk terjadinya kecurangan dan pengge-lembungan suara, Ketua KPU OI Amrah Muslimin SE mengatakan tidak mungkin, hal ini dapat dilihat betapa aktifnya para saksi dari parpol, dan ketatnya petugas pengamanan dari Kepolisian sehingga menutup terjadinya pelanggaran tersebut. Terkait dilakukannya pemilihan lanjutan di Desa Tanjung Sejaro, Amrah Muslimin SE mengatakan itu terjadi karena kesalahan tertukarnya surat suara dapil I dengan dapil III. ''Namun alhamdulillah, hal itu pun dapat kita atasi berkat bantuan semua pihak,'' tegasnya.
Pelaksanaan pemiliu caleg 2009 secara kwalitas memang dirasakan banyak keku-rangannya. Seperti masih banyak warga masyarakat yang tidak terdaftar dalam DPT, padahal KPU telah memberikan waktu kepada masyarakat dalam tahapan pemilu terdahulu bagi warga masyarakat yang belum terdaftar dalam DPT agar segera melapor ke RT setempat, tetapi mungkin kesempatan ini tidak dipergunakan warga, kemudian terkait surat undangan yang tidak sampai ke warga. Jadi, sebenarnya itu hanya menyangkut teknis penyampaian semata, seperti nama dan alamat warga tersebut tidak dikenal petugas seba-gaimana tertulis dalam un-dangan.
''Kemudian berubahnya sistem penentuan suara dari mencoblos menjadi mencontreng, dan lain-lainnya yang pelaksanaan sosialisasi ke warga mungkin kurang dipahami,'' ujar Ketua KPU OI Amrah Muslimin SE.
Pasca Pemilu Caleg 2009 di OI kondusif, pengamatan "Agung Post" Di lapangan terlihat bahwa kesibukan hanya terjadi di setiap PPK. Mereka melaksanakan tahapan pemilu berikutnya yaitu rekaf penghitungan suara ditingkat Kecamatan. Para caleg begitu sibuk turut memantau pelaksanaan penghitungan suara untuk mengetahui berapa banyak dukungan yang diperoleh. Bagi caleg yang mendapat suara sesuai kuota terlihat bergembira, tetapi sebaliknya bagi yang tidak mencapai kuota terlihat murung.
Salah seorang warga yang kebetulan menyaksikan suasana ini mengatakan, sejak awal sebetulnya sudah harus disadari, bahwa di OI jumlah caleg dari 31 parpol yang ada berjumlah 541 caleg sedangkan kursi tersedia untuk DPRD OI hanya sebanyak 40 kursi, artinya akan ada 501 orang caleg yang harus siap menerima kenyataan tidak terpilih alias siap menerima kalahan. (gus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar